12 Januari 2016

Belajar dari BeKel



Belajar dalam sebuah kelompok membuat kita dapat memperoleh banyak input, tidak hanya bahasan yang sedang didiskusikan. Setidaknya itu yang saya rasakan selama beberapa kali mengalami sistem belajar kelompok. Meskipun ada juga sih pengalaman anggota kelompok yang maunya tau beres. Hihi..

Tapi dari filosofi belajar bersama itulah saya membentuk grup Belajar Kelompok yang kemudian disingkat dengan BeKel. Kenapa BeKel? Sederhana saja sih alasan waktu itu biar mudah dikenali. Ih pede banget sih Sa? Iya, karena teman-teman menyebut saya dengan panggilan Esa Bekel, kebetulan waktu itu di grup ada yang namanya samaan, Esa. Esa Babyshop tepatnya, sedangkan olshop saya Belanja Keluarga. Maka jadilah Esa Bekel yang merupakan singkatan Esa Belanja Keluarga.
Lalu darimana nama Belajar Kelompok didapat? Karena yang ketemu awal itu nama “BeKel”nya, ya jadi deh nyari-nyari kira-kira apa nama grup sharing yang bisa disingkat BeKel? Ketemulah Belajar Kelompok. Simpel kan?

Simpel tapi perjalanan grup BeKel ternyata tidak mudah. Ya namanya grup, banyak kepala. Sempat menyesal sih kenapa dulu milih singkatan BeKel yang sudah menjadi branding dari Belanja Keluarga menjadi nama grup yang tidak ada kaitannya dengan Belanja Keluarga sehingga kata BeKel yang brandingnya dibangun bertahun-tahun itu menjadi bias.

Tapi, takdir Allah tidak pernah buruk kan? Selalu ada hikmah yang dapat dipetik. Bisa jadi untuk mendidik saya, mendidik tim, penggugur dosa atau memang jalan agar semakin bermanfaat bagi banyak orang baik yang mengenal Belanja Keluarga ataupun tidak.

Jadi, petuah saya (jyaaa petuah) jangan pernah membuat branding kita bias karena sebuah kelalaian yang tadinya mungkin dianggap keren tapi ternyata fatal. Jika memang akan membuat grup baru yang bukan “anak perusahaan”, sebaiknya carilah nama lain yang tetap baik tapi juga tidak menggunakan brand dagang kita.

Berbicara tentang grup BeKel, grup ini semula hadir diniatkan untuk menjadi grup berbagi untuk para membernya. Berbagi apapun sesuai dengan “kemahiran” member. Itu kenapa dalam data member ada kolom “apa yang dikuasai” dan jurusan ketika di bangku sekolah dulu.

Kemudian dalam perjalanannya, BeKel menjadi grup sharing bisnis dimana para pemula mendapatkan materi dasar dalam bisnis guna lebih asik lagi menjalankan usahanya. Apakah ada para mastah? Ada. Mastah yang bersedia berbagi secara suka rela dengan sesama membernya. Kami belajar bersama dalam proses sharing di BeKel. 

Energi positif akan menarik energi positif. Dan BeKel menjadi salah satu bagian energi positif yang saya rasakan. Banyak hal yang saya dapat, silaturahim, pertemanan, saling kerja sama, saling membantu dan tumbuh bersama.

Jangan pernah takut berbagi. Because we learn form share dan we share what we learn :)
Semoga bisa terus menebar manfaat.

Esa Puspita,
Founder BeKel – Belajar Kelompok
12 Januari di tengah gerimis yang mengguyur Bandung

 *****
Let's Learn What We Have To Learn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar